Jumat, 30 Oktober 2015

PHP BAGI MASYARAKAT MISKIN

Betapa menggebu antusias penuh harap saat mendengar akan digulirkannya program program pemerintah yang pro masyarakat lemah seperti BSM, KIP, KIS atau dana desa yang konon nilainya mencapai 1,4 miliar perdesanya, dalam pikiraan sederhananya terbayang bantuan dan kemudahan dengan adanya program tersebut. namun bersamaan dengan berjalannya waktu harapan itu mulai menipis sejalan dengan bergulirnya satu persatu dari program tersebut. pada pencairan pertama masyarakat yang tidak tersentuh program BALSEM masih bersabar sambil berfikir mungkin massih menggunakan data lama sembari berharap ada perbaikan data. dipencairan berikutnya mereka yang tidak tersentuh program masih menyadari mungkin susahnya pengentrian dan validasi data mengingat luasnya wilayah Indonesia, namun pencairan demi pencairan berikutnya masih juga tidak tersentuh sementara didepan mata mereka melihat dengan jelas orang orang yang datang kekantor kantor POS sambil memakai perhiasan dan bermain games dari smart phone ikut mengantri dalam rangka mencairkan dana BALSEM. betapa sedih dan cemburunya mereka yang benar-benar tidak mampu tidak mendapatkan bantuan sementara orang yang selama ini di cucikan dan disetrikakkan (majikan) bahkan banyak dari tetangganya yang tergolong mampu mendapatkan bantuan, barulah muncul pertanyaan dimanakah keadilan. ditambah lagi betapa tidak sakit hati elihat orang yang tergolong mampu (kalau belum boleh dikatakan kaya) karena mempunyai kartu Miskin (KPS) diperlakukan lebih dengan mendapatkan bantuan BALSEM anaknya yang sekolah dapat BSM adalagi jaminan kesehatan dan konon katanya sebentar lagi subsidi listrik akan di cabut kecuali mereka yang mepunyai KPS (kartu perlindungan sosial). lalu bagimana dengan mereka yang miskin tapi tidak tersentuh bantuan ? haruskah dibiarkan begitu saja dengan beban kesulitannya yang semakin berat akibat kebijakan subsidi langsung yang salah sasaran ? kemana mereka harus mengadu ? ataukah pasrah menerima mungkin ini sudah takdir ! mengingat ketika mereka mengadu pada perangkat pemerintahan di desanya tentang keluhan mengapa mereka tidak mendapatkan kartu SAKTI padahal mereka miskin bahkan lebih miskin dari mendapatkan kartu tersebut, mereka hanya mendapatka jawaban itu diluar kewenangan kami sebagi perangkat desa karena semua diatur oleh pemerintahan pusat. maka pertanyaan kami adalah mengapa tidak ada perubahan data penerima padahal salah sasaran jelas tampak di depan mata ? pernahkah pemerintah berfikir untuk menyalurkannya pada yang lebih berhak?

9

Sabtu, 24 Oktober 2015

MAKAM PANDAWA

sejarah Cirebon merupakan penggalan sejarah / kisah yang  konon katanya terjadi di daerah Cirebon 

dan sekitarnya, hal itu bisa saja bersumber dari lakon (cerita) yang dipentaskan  pada kesenian-kesenian 

 rakyat yang ada diwilayah pantura khususnya seperti sandiwara, wayang kulit, wayang golek tarling dan 

seni-seni lainnya. bisa juga bersumber dari buku buku sejarah Keraton Cirebon, cerita -cerita lisan para 

orang tua ataupun peninggalan peninggalan ( petilasan ) yang masih dapat kita saksikan hingga saat ini. namun

tidak sedikit sejarah yang menjadi kabur atu tidak jelas hal ini dikarnakan sejarah berdasarkan cerita lisan 

yang sudah turun temurun namun ada seacam pantangan (pamali = sunda, kumali = jawa) untuk 

menceritakan kembali sejarah tersebut kepada generasi selanjutnya dengan bayang-bayang akan kualat bila 

tidak mampu menceritakn dengan pas atau sesuai dengan kenyataannya, sehingga muncul rasa takut kualat 

saat mau menceritakan sebuah kisah sejarah daerahnya sebagai contoh sejarah desa kali wedi dan sejarah 

kapetakan,  dari satu sisi hal itu ada baiknya dalam rangka menjaga kemurnian dan keabsahan dari sejarah 

suatu daerah namun juga ada kelemahannya dikarenakan dibayang bayangi kualat sehingga muncul ketakutan

 untuk menceritakan sebuah sejarah yang akibatnya generasi generasi berikutnya kehilangan sejarah tentang 

daerahnya.nah berkaitan dengan penggalan sejarah cirebon, saya berusaha emberanikan diri untuk berbagi 

cerita berdasarkan kisah yang saya dengar dari orang-orang tua dulu dan udah-mudahan tidak berbuah 

kualatt. konon katanya pada suatu hari kigede pulo rancang bersiteru dengan syekh bentong (kigede 

bungko) konon dalam perseteruan itu kigede pulo rancang menaiki sebuah perahu yang melayang diatas 

angin tidak seperti biasanya perahu berjalan diatas air mungkin karena sakti mandra guna, melihat hal itu 

bungko memohon bantuan kigede kapetakan, dikarenakan kedekatan hubungan dengan kigede bungko dan 

merasa tersinggung dengan sikap kigede pulo rancang yang memamerkan ilmmunya melewati langit 

kapetakan tanpa ijin aka oleh kigede kapetakan perahu ditepak ayang-ayangane (bayangan perahu dipukul 

pakai tangan ) anehnya akibat kibasan tangan dari kigede kapetakan itu perahupun jatuh di sebelah barat 

dari desa kapetakan yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan kibuyut cerita  yang konon katanya 

disekitar kibuyut creita banjir kaya apapun di situ tidak akan kebanjiran karna asalnya sebuah perahu, 

adapun tongkat dari kigede pulo rancang jatuh di sebelah timur kapetakan dan sebelah barat jika dari arah 

bungko dan sampai dengan hari ini menjadi sbuah situs dengan nama  "Krapyak" yang dalam bahasa jawa 

berarti jatuh bertebaran, dan setiaap tahunnya orang-orang sekitar pulo rancang dan jaga pura mengunjungi 

tempat tersebut pada ritual unjungan. adapun welah/kemudi dari perahu tersebut jatuh di daerah karang 

dawa dekat arjawinangun karena berupa papan yang panjang maka disebutlah makam PAPAN DAWA

 yang oleh lidah masyarakat setempat disebut PANDAWA . jadi makam pandawa tidak ada hubungannya 

dengan kisah legenda pandawa lima dari India.adapun pituah dari kisah tersebut kita tidak boleh sobong 

dengan segala kelebihan karena sebagaimana pepatah diatas langit ada langit, kita harus berhati hati dan 

menjaga sopan santun apa lagi ketika berada di daerah orang laain.

demikian kisah ini kami sampaikan kepada ahli sejarawan mohon maaf bila terjadi kekeliruan mohon di luruskan